“Pada pilihan lepas, kau pergi, aku menepi, kita sepi. Selanjutnya, Aku memilih mencintaimu dalam diam.” — extremely nice :’)
Mungkin sebab itu, kau memilih pergi. Menepi pada ujung paling sepi sebuah negeri. Tak ada hujan, tak ada harapan, apalagi kerinduan. Lantaran hidup ini hutan belantara yang rimbarimbun. Kaulepaskan talitali yang lama terhubung pada banyak perasaan. Hanya karena seringkali kau takut kembali, dan harihari seperti huruhara bising kota. Andaikata langit tak bertuhan, mungkin sudah kau sekap kehadirannya. Seolah resonansi yang merambat hatimu membawa jatuhripuh. Namun, tentu saja langit berawan itu akan menangis, menangis sepuasnya melihat kita tak berkata.
View original post 211 more words