Sayangnya itu hanya sebuah judul yang ku edit dari ide seorang teman, bukan untuk jadi nyata. UI sekarang berada dalam dunia mirat bagiku, bersama sajak-sajak yang lain. UI hanya sebuah impian yang tak pernah ku coba untuk ku raih. Kini yang ada “Cita dan Cintaku Tertinggal di UI”. Ada-ada saja diriku ini. 😉 Ah, tidak juga, aku yang tertinggal mungkin. Iya, UI tetaplah impian yang tak pernah ku tepis. Aku hanya menjauhkannya, dan aku yakin suatu saat akan mendekat.
Terkadang hidup itu memang tentang sebuah pilihan, memilih lalu mengorbankan yang lain, tak peduli itu sebuah impian agung. Begitupun dengan UI. Sekarang, aku sedang berusaha keras untuk menata hatiku dengan sebuah pilihan yang aku pilih sekarang. Kuliah di IM Telkom memang keinginanku, tapi bukan impianku. Begitu sulitnya akhirnya inilah yang harus aku jalani. Perlahan, kenyataan mulai bisa kuterima. Di manapun aku yang penting aku suka dan aku menjalaninya. Ya, suka atau tidak itu tergantung keputusan kita sendiri.
Aku sudah memutuskannya, kebahagiaan nurani jauh lebih penting dari impian ini. Aku bisa saja memaksakan mimpiku, mengobrak-abrik hati mereka, tapi bukan itu yang ku cari. Hm, memang sebuah impian yang tak pernah kuusahakan. Bodoh..! Tapi inilah janjiku pada mereka, yang pernah kutulis dalam penaku, yang pernah ku ikrarkan dalam janjiku bahwa sayap ini ku persembahkan untuk mereka. Ridlo Allah ridlo orang tua, bukan? Aku yakin terselip hikmah dibalik semua ini. Aku juga yakin inilah jawaban Allah atas semua pertanyaanku yang dulu pernah ku tulis dalam sajak harapanku.
Tidak semua hal bisa kuceritakan, bahkan pada diriku sendiri, juga tentang ini. Entahlah, tapi hatiku begitu yakin dengan pilihan ini. Walau tak bisa kupungkiri, kadang ada marah juga protes terhadap mereka. Tetapi hati kecilku selalu membuatku luluh kembali dan mengobarkan keyakinanku. Mereka tak mungkin memaksakan kehendak mereka tanpa suatu alasan yang jelas, mungkin juga mendesak. Dan aku tahu pasti apa alasan itu.
Inilah mengapa aku kukuh di jalan ini. Aku hanya berharap bila memang aku tersesat, aku tersesat di jalan yang benar (nasihat yang bagus yang pernah ku terima). UI, citaku masih ku gantungkan disana, juga cintaku. UI, tetaplah tunggu aku, aku masih ingin mendatangimu, entah kapan masanya. Aku percaya bahwa semua impian itu akan terkabul, hanya saja dalam bentuk dan masa yang kadang kita sendiri tak menyadari bahwa impian kita sedang dikabulkan.
Jalan ini mungkin juga satu dari terkabulnya impianku. Ah, betapa aku tak pernah bersyukur jika aku masih saja menggerutu. Astaghfirullah..
Allah, dimanapun aku, aku hanya mengharap tuntunanMu, aku adalah hamba yang lemah. Aku hanya ingin menjadi lebih baik.
Sekarang, judul di atas bukan lagi hanya angan bagiku, aku masih mengejarmu. Ya, akan tetap ku kejar cita dan cintaku di UI. 😉 Kawan, walaupun begitu, jangan pernah berputus asa akan sebuah impian, aku hanya mengambil jalan tengah. Mungkin, kalian bisa lebih tegas dari aku. Yang pasti, jangan menyerah dalam menggapai impian. Di sinipun, aku masih bermimpi, dan aku sedang mengukir mimpiku.
Pojok biru
Friday, July 02, 2010
5:38:46 PM
hehehe tak kira gara2 orang yang bernisial m. maaf aku salah duga. 🙂
oow.. iya,gpp.. makasih uda mampir ya.. 😉
lanjutkan..mungkin besuk akan jadi sebuah buku. Ingat novel kambing jantan? So,must be continued..
amiiinn.. maturnuwun mas prop.. sering2 dibuka nggih..
insyaAllah sering ada postingan baru juga..
oke jeh..tak enteni karaya”:mu…
sibh.. di baca nggih yg terbaru.. =) maturnuwun..